Kylian Mbappe mengungkapkan sisi kelam dunia sepak bola profesional dalam wawancara eksklusif dengan L’Equipe. Bintang Real Madrid itu mengaku hanya gairahnya terhadap olahraga ini yang membuatnya bertahan. “Kalau tidak punya gairah ini, dunia sepak bola sudah membuat saya jijik sejak lama,” ujarnya dengan jujur. FOOTBALL 4 AMERICA, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Mbappe menggambarkan betapa penonton stadion hanya melihat pertunjukan tanpa tahu drama di balik layar. Menurutnya, semakin besar uang yang terlibat, semakin banyak pula masalah yang muncul. Kritik pedas ini datang dari pemain yang baru saja menjadi pencetak gol terbanyak kedua Prancis dengan 52 gol, melampaui legenda Thierry Henry.
Yang lebih mengejutkan, Mbappe menyatakan tidak akan merekomendasikan anaknya untuk terjun ke sepak bola profesional. Pernyataan ini menunjukkan betapa kompleksnya tekanan yang dihadapi pemain top dunia.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Konflik Hukum dengan Mantan Klub
Kylian Mbappe masih terlibat sengketa hukum dengan PSG mengenai pembayaran gaji dan bonus yang belum dilunasi senilai 55 juta euro. Meski telah mencabut tuntutan pidana, ia tetap memperjuangkan haknya melalui jalur hukum. “Ini hak hukum saya, saya hanya ingin dibayar sesuai kontrak,” tegasnya.
Proses perpisahannya dengan PSG ternyata meninggalkan luka. Meski demikian, Mbappe menegaskan tidak ada niat jahat terhadap mantan klubnya. Ia masih menyimpan rasa cinta pada PSG dan menjaga persahabatan dengan banyak pemain di sana. “Kisah saya di PSG sudah berakhir tanpa penyesalan,” ujarnya.
Keberhasilan PSG memenangkan Liga Champions setelah kepergiannya tidak membuatnya iri. Mbappe justru fokus pada babak baru di Real Madrid yang disebutnya sebagai impian seumur hidup.
Baca Juga: Pedri Bersinar, Yamal Dapat Pujian, Penalti Jadi Sorotan di Laga Barcelona
Target dan Tantangan di Timnas Prancis
Sebagai kapten timnas Prancis, Mbappe memimpin salah satu tim paling berbakat di dunia. Setiap posisi diisi oleh pemain inti dari klub-klub top Eropa. Namun ia menyadari timnya belum sekuat saat menjuarai Piala Dunia 2018 atau menjadi runner-up 2022.
Piala Dunia 2026 di Amerika menjadi obsesi terbesarnya. Mbappe mengaku memimpikan final pada pagi, siang, dan malam. Meski mengakui turnamen internasional sangat melelahkan secara mental, ia tetap mencintai tantangan ini.
Mbappe menggambarkan betapa selama Piala Dunia, pemain seperti terkurung selama 60 hari dengan tekanan luar biasa. Antara semifinal dan final, dunia terasa berhenti. Tapi semua lelah itu terbayar ketika bisa mengangkat trofi paling bergengsi tersebut. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik football4america.com.