Radja Nainggolan Dari Gemilang di Roma Hingga Redup di Inter

Bagikan

Radja Nainggolan, pesepak bola berbakat asal Belgia yang lahir pada 4 Mei 1988, telah menciptakan jejak yang mengesankan di dunia sepak bola, Italia.

Radja Nainggolan Dari Gemilang di Roma Hingga Redup di Inter

Memulai karier profesionalnya di Piazenza, perjalanan Nainggolan kemudian membawanya ke Cagliari, di mana ia mulai menarik perhatian dengan performa yang konsisten. ​Namun, momen paling bersinar dalam kariernya terjadi saat ia bergabung dengan AS Roma, di mana kemampuan teknis dan fisiknya menjadikannya salah satu gelandang terbaik di Serie A.​

Penampilannya yang mengesankan di Roma mengukir namanya sebagai favorit publik dan pencetak gol-gol fenomenal di momen-momen krusial. Untuk anda yang ingin mencari informasi lebih detail mengenai sepak bola, kami sarankan untuk mengunjungi link FOOTBALL 4 AMERICA.

Karier Radja Nainggolan di Italia

Radja Nainggolan memulai karier sepak bolanya di Italia setelah bergabung dengan klub Germinal Beerschot di Belgia sebelum pindah ke Piacenza pada tahun 2005. Pada usia 17 tahun, ia tiba di Italia dan segera memanfaatkan kesempatan untuk berkompetisi di liga yang lebih kompetitif. Selama masa awalnya di Piacenza, Nainggolan menunjukkan bakatnya sebagai gelandang yang agresif dan memiliki kemampuan bertahan yang solid.

Dalam empat musim di klub itu, ia tampil sebanyak 71 kali dan mencetak 4 gol, yang memberinya pengalaman penting sebelum memasuki level yang lebih tinggi di liga. Peningkatan karier Nainggolan terjadi pada tahun 2010 ketika ia dipinjamkan ke Cagliari, klub yang bermain di Serie A.

Penampilannya yang menonjol di Serie B bersama Piacenza membuat Cagliari tertarik untuk mengontraknya secara permanen setelah masa pinjaman. Selama di Cagliari, Nainggolan pula tampil impresif, di mana ia memainkan peran krusial dalam lini tengah tim dan menjadi salah satu pemain kunci, dengan total 124 penampilan dan 7 gol selama periode tersebut.

Kemampuannya untuk berkontribusi baik dalam bertahan maupun menyerang menarik perhatian banyak tim besar di Italia. Performa cemerlang Nainggolan di Cagliari membawanya masuk dalam radar AS Roma, yang merekrutnya pada tahun 2014.

Saat bergabung dengan klub ibukota, ia menemukan momentum baru di kariernya dan menjadi sosok yang tak terpisahkan dari skuad Roma. Di Roma, Nainggolan akan melakukan debut yang mengesankan dan mulai meraih prestasi yang lebih tinggi, baik di dalam negeri maupun di pentas Eropa. ​

Baca Juga: Pedri Absen Lawan Valencia Karena Alami Masalah Pencernaan

Momen Gemilang Bersama AS Roma

Momen Gemilang Bersama AS Roma

Momen gemilang Radja Nainggolan di AS Roma dimulai ketika ia bergabung dengan klub ini pada Januari 2014. Diperoleh dengan status pinjaman dari Cagliari, Nainggolan segera menunjukkan bahwa ia adalah aset berharga bagi tim. Debutnya di Roma yang berlangsung melawan Sampdoria berhasil diwarnai dengan kemenangan 1-0 di Coppa Italia, di mana ia tampil sebagai starter.

Sangat cepat, Nainggolan menciptakan dampak nyata dengan tidak hanya menjalankan tugas defensif, tetapi juga memberikan kontribusi di lini depan. Namun, momen paling berkesannya hadir saat ia mencetak gol pertamanya untuk Roma pada 22 Februari 2014, ketika mencetak gol penentu melawan Bologna di Serie A.

Nainggolan terus meningkatkan level permainannya di Roma dan menjadi salah satu gelandang sentral yang paling diandalkan. Di bawah arahan pelatih Luciano Spalletti, ia mulai menjelma menjadi sosok kunci di lini tengah, berperan dalam strategi permainan ofensif tim.

Dalam perjalanan kariernya di Roma, Nainggolan mencatatkan total 138 penampilan dan mencetak 26 gol, menjadikannya sebagai salah satu penggawa yang paling diingat oleh penggemar. Prestasi terbaiknya di musim 2016-2017, ketika ia meraih penghargaan pemain terbaik musim dari fans Roma, menunjukkan pengaruh positifnya terhadap klub.

Keberhasilan Nainggolan di Roma tidak hanya ditandai dengan performa individu yang gemilang, tetapi juga dengan pencapaian tim. Ia membantu Roma meraih posisi kedua di Serie A selama beberapa musim dan berkontribusi dalam perjalanan klub ke babak semifinal Liga Champions UEFA di musim 2017-2018.

Nainggolan dikenal dengan tendangan jarak jauhnya yang mematikan dan kemampuan untuk menciptakan peluang berbahaya. Ia semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik di Italia pada masanya.

Peralihan Ke Klub Inter Milan

Pada tahun 2018, Radja Nainggolan melakukan perpindahan yang mengejutkan ketika ia bergabung dengan Inter Milan dari AS Roma. Transfer ini dilakukan dengan biaya yang signifikan, yang mencakup €38 juta ditambah dengan transfer Davide Santon dan Nicolo Zaniolo. Dengan harapan bisa membawa pengalaman dan kemampuan berintensitas tinggi ke skuat Inter.

Nainggolan menjadi bagian dari proyek ambisius pelatih Luciano Spalletti. Ia menginginkan penguatan di lini tengah untuk menyaingi tim-tim papan atas Serie A. Namun, meski awalnya penuh harapan, karier Nainggolan di Inter tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Ia menghadapi sejumlah tantangan, termasuk cedera yang mengganggu konsistensinya di lapangan.

Selain itu, adanya perubahan taktik di klub membuatnya kesulitan menemukan peran yang pas untuk gaya bermainnya yang agresif. Selama masa bermainnya di Inter, Nainggolan hanya mampu mencatatkan 41 penampilan dan mencetak tujuh gol. Angka yang jauh di bawah ekspektasi dari seorang pemain yang sebelumnya telah menunjukkan performa gemilang di klub lain.

Keputusan manajemen Inter untuk meminjamkan Nainggolan kembali ke Cagliari pada tahun 2019 juga mencerminkan ketidakpuasan atas performanya. Meskipun ia sempat kembali ke Inter dan mendapatkan kesempatan bermain. Fakta bahwa ia lebih sering berada di bangku cadangan menunjukkan bagaimana peran dan pengaruhnya di tim menurun drastis.

Radja Nainggolan Kembali Ke Cagliari

Setelah masa pinjamannya di Inter Milan, Radja Nainggolan kembali ke Cagliari. Dimana ia sebelumnya mengukir nama sebagai salah satu gelandang terkemuka di Serie A. Dalam periode ini, harapan muncul untuk mengembalikan mantan performa gemilangnya. Di Cagliari, Nainggolan diharapkan bisa memimpin lini tengah dan memberikan kontribusi yang signifikan seperti saat ia membela klub tersebut di masa lalu.

Meskipun ia terikat kontrak yang mencakup kembalinya ke klub, ia harus berjuang mengatasi kenyataan bahwa performa akibat cedera sebelumnya memengaruhi dampaknya di lapangan. Setelah kembali ke Cagliari, Nainggolan menunjukkan tanda-tanda peningkatan dengan mencetak beberapa gol penting dan memberikan assist.

Namun, proses pemulihan yang ia jalani juga tidak lepas dari tudingan dan perhatian publik, terutama terkait dengan hidupnya di luar lapangan. Terlepas dari pergulatan mental dan fisik, ia tetap menjadi sosok yang mencolok. Tidak hanya karena kemampuan di dalam lapangan tetapi juga karena karisma dan ketangguhannya.

Dia bahkan berhasil mencuri perhatian para penggemar ketika berhasil mencetak gol dalam debutnya kembali di klub itu. Walaupun kembali ke Cagliari memberikan Nainggolan kesempatan untuk meraih kembali kejayaannya.

Ia tetap tak terlepas dari isu-isu di luar sepak bola yang membayangi karirnya. Penangkapannya pada tahun 2025 dalam penyelidikan terkait perdagangan narkoba menjadi salah satu titik hitam dalam perjalanan kariernya.

Kesimpulan

Jeff Nainggolan adalah contoh yang menggambarkan perjalanan seorang atlet dari puncak kesuksesan hingga menghadapi tantangan dan kegagalan. Meskipun ia dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di era modern sepak bola Italia, perjalanan kariernya menunjukkan bahwa kesuksesan di lapangan tidak selalu sejalan dengan kehidupan pribadi yang baik.​